Thursday, October 21, 2010

Nge-Tweet/Facebook Aman di Kantor

Apakah kantor Anda membolehkan karyawannya ber-Facebook atau berkicau di Twitter? Jika ya, Anda sebaiknya tahu rambu-rambunya supaya status atau kicauan Anda tak berdampak negatif terhadap karier.


Bagaimana agar Anda “aman” dari kesalahan fatal yang bisa berakibat buruk terhadap karier Anda? Yang pertama, jauhkan urusan kantor dari aktivitas nge-tweet  atau Facebook Anda. Jika tak perlu-perlu amat, tak perlulah mengumbar komentar, apalagi yang bernada negatif, mengenai hal-hal yang terjadi di kantor ataupun tentang seseorang di kantor Anda. Yang juga perlu adalah Anda harus mengasah kepekaan. Jika bos Anda, misalnya, sangat membenci karyawan yang hobi telat, sebaiknya jangan “memamerkan” keahlian Anda datang telat di status Anda.
Apalagi yang harus Anda perhatikan saat ber-Facebook atau nge-Tweet, berikut beberapa tips di antaranya:
Taati aturan perusahaan
Setiap perusahaan memiliki aturan yang harus ditaati para karyawannya, tentu beserta sanksinya. Jadi, selama Anda masih ingin bekerja di perusahaan tersebut, sebaiknya ketahui dan ikuti aturan yang berlaku di kantor, termasuk tentang boleh-tidaknya aktif di situs jejaring sosial seperti Facebook, atau microblog  seperti Twitter. Rasanya sih, hampir sebagian besar perusahaan kini membolehkan karyawannya untuk membuka Facebook atau Twitter, ya. Pasalnya, sebuah riset menunjukkan bahwa dengan aktif di situs jejaring sosial, kemampuan dasar para pekerja justru akan meningkat.
Pisahkan urusan pribadi dan urusan kantor
Ini penting, karena akan repot rasanya jika Anda mencampur-adukkan urusan kantor dengan urusan pribadi di jejaring sosial. Sebaiknya jangan membawa urusan pekerjaan ke dalam status Anda. Ingat, biasanya kita berteman dengan semua orang, termasuk atasan di dalam Facebook. Akan runyam bila Anda meng-update  status yang berhubungan dengan kebijakan atasan/perusahaan, bukan? Tak ada salahnya Anda pelajari juga ketentuan yang mengatur akses terhadap situs jejaring sosial selengkapnya.
Jangan lupa log-off
Jangan pernah meninggalkan komputer saat akun aktif, terlebih lagi di situs jejaring sosial. Apalagi menyimpan password  akun jejaring sosial di komputer kantor.
Bisa saja teman atau orang lain yang tidak bertanggung jawab menuliskan sesuatu pada status Anda, bisa-bisa memancing respon tertentu yang tidak menguntungkan Anda. Usahakan juga agar password  untuk akun pekerjaan dan situs jejaring sosial Anda berbeda. Jika password terbongkar, wah Anda sendiri yang repot.
Jauhi urusan politik
Hindari komentar bernada politis atau yang berbau SARA. Anda tak pernah tahu bagaimana pandangan politik bos Anda, bukan? Bisa jadi, ternyata ia punya pandangan politik yang berlawanan dengan pandangan politik Anda, dan sangat tidak suka comment Anda.
Hal yang sama juga berlaku untuk urusan politik kantor. Jika terjadi kisruh antara Si A dengan bos, atau malah pada diri Anda, hindari mengumbarnya di dunia maya. 
Hindari mengeluh soal pekerjaan
Seorang supervisor  mendadak dipindahtugaskan ke bagian yang kurang nyaman buatnya. Selidik punya selidik, ternyata pemindahannya itu berkaitan dengan komentarnya di Facebook yang mengeluhkan kondisi di divisi tempatnya bekerja. Jadi, sekali lagi, tak perlulah "curhat" soal kerjaan di Facebook atau Twitter. Kalau mau curhat, langsung tatap muka saja dengan orang yang Anda percaya.
Update saat makan siang
Pasti ada di antara Anda yang sangat hobi meng-update status, bukan? Tapi, sebaiknya jangan terlalu sering meng-update  status atau tweet . Atasan pasti akan bertanya-tanya, apa sebetulnya yang Anda lakukan sehingga setiap 10 menit sekali meng-update  status? Kapan bekerjanya? Meng-update  status sehari sekali rasanya cukup, misalnya pada saat makan siang, di mana jam-jam tersebut memang waktu bebas Anda.
Hati-hati membuat komen 
Banyak hal sepele yang ternyata bisa berbuntut panjang manakala di-share  ke jejaring sosial. Jadi, ada baiknya Anda tak merespon status orang lain sembarangan. Menjadi pembaca setia rasanya cukup, ketimbang menerima risiko akibat komen Anda yang “salah.”
Ingat, Twitter dan Facebook bukanlah warung kopi, di mana Anda bisa mengeluarkan komentar seenak hati. Ya, sekalipun Anda berdalih jika situs-situs tadi adalah tempat “nyampah“ Anda. Masih banyak orang lain yang hidup di jejaring Anda dan mengamati setiap post  yang Anda posting. Jangan sampai orang salah menilai Anda.
Hati-hati saat posting
Pertimbangkan matang-matang setiap kali Anda hendak memposting gambar atau komen. Pastikan juga siapa saja yang bisa mengakses apa yang Anda posting, karena mungkin saja apa yang Anda pajang menjadi konsumsi publik. Mungkin saja baik untuk saat ini, tapi bisa jadi buruk di kemudian hari. Berhati-hatilah juga saat berbagi gambar atau video. Jangan posting gambar dan video yang sifatnya pribadi kalau tak mau rugi di kemudian hari.

sumber : Tabloid Nova